Mensinergikan Intelektualitas dan Organisasi
Nur Fadlan
Tipologi mahasiswa sangatlah beragam. Ada yang mengejar prestasi akademis dengan sedemikian keras bentuk usahanya, ada juga yang mengejar kegiatan di luar akademis dengan langkah yang tidak bisa dianggap remeh. Tetapi ketika kita manjumpai seorang mahasiswa yang mampu mengkomparasikan antara prestasi akademis dan non akademis bisa kita katakan itu adalah bentuk kesuksesan multi dan pemberdayaan komponen kecerdasan yang mereka miliki.
Colin Rose pernah mengupas tuntas tentang macam-macam kecerdasan yang dimiliki secara alami oleh manusia. Beliau mengabstraksikan bentuk kecerdasan sebagai master yang dapat digunakan empunya sesuai kebutuhan. Manusia pada umumnya mempunyai kecerdasan yang sangat luar biasa setelah mereka mampu menggali dan mengoptimalkannya. Adapun keceradasan itu, diantaranya adalah; kecerdasan linguistik, matematis, inter-personal, fisik, musik dan lain sebagainya.
Rata-rata sejak manusia lahir sudah diberi berbagai macam bentuk kecerdasan sehingga lingkungan dan dirinyalah yang akan menentukan, apakah bentuk-bentuk kecerdasan itu mau dikembangkan atau tidak?
Di Inggris pernah ada wanita yang berhasil menduduki kursi perdana menteri akibat mengoptimalisasi bentuk kecerdasannya. Namanya Margaret Hilda, beliau adalah wanita pertama dan termuda yang pernah berhasil menduduki teras atas dalam perjalanan karir politiknya. Pada dasarnya beliau adalah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi ternama dan mengambil spesialisasi Ilmu Kimia. Prestasi akademis beliau sangat gemilang, tapi keuntungan beliau adalah memanfaatkan waktunya di samping tetap terpacu dalam meraih prestasi akademis juga sangat aktif dalam dunia oraganisasi.
Dari organisasi beliau tampil sebagai orang yang memiliki kapabilitas yang sangat tinggi sehingga namanya semakin melambung di kosmologi kampus. Setelah selesai dari dunia akademisnya beliau meneruskan hobinya untuk terjun di dunia perpolitikan, di samping menjadi tenaga ahli di salah satu perusahaan kimiawi.
Ilustrasi di atas bisa kita tarik benang merah bahwa betapa penting untuk terus mengoptimalkan komponen-komponen kecerdasan yang kita miliki. Sehingga bisa kita katakan bahwa mahasiswa yang berprestasi adalah mahasiswa yang memiliki multi talenta. Atau dalam bahasa sederhananya; mahasiswa yang tidak hanya terfokus pada muqoror sentris tanpa mengembangkan potensi lain yang beliau meiliki, termasuk kecakaapan dalam organisasi.
Hasil yang sangat luar biasa tentunya bersumber dari ide yang cemerlang dan bentuk aplikasi yang memadai. Seorang yang hanya mengembangkan intelektualitas saja tidak akan mampu merajut sebuah prestasi yang sangat gemilang. Demikian juga kita sebagai mahasiswa tentunya harus terus terpacu dalam meningkatkan ide dan aksi yang jitu.
Beberapa peneliti sepakat bahwa Einstein dalam hidupnuya hanya mempergunakan otaknya sebanyak 15 % dari otak yang ia miliki. Dan kebanyakan manusia hanya mempergunakan 10 % dari otaknya. Ini adalah bentuk yang sangat irrasional jika kita menyia-nyiakan otak pemberian Sang Pencipta dengan hanya menggunakan otak kita dalam skala yang sangat mini.
Kembali kepada mahasiswa dan masisir pada umumnya, pada hakikatnya manusia itu memiliki kemampuan untuk mengsinergikan antara intelektualitas dan organisasi. Tanpa adanya keseimbanagan antara keduanya, mahasiswa akan mengalami sebuah masalah besar. Kemampuan untuk tampil di publik dan terus berprestasi adalah jubah dari mahasiswa.
Solusinya adalah menguasai semua aspek yang berkaitan dengan mahasiswa, termasuk dalam berintelektual dan berorganisasi. Organisasi akan menumbuh kembangkan sikap leadership kita, tanggung jawab, kedisiplinan, termotifasi untuk sukses bisa didapatkan dari proses organisasi.
Dengan organisasi mahasiswa bisa menjadi sangat terarah dalam menyusun konsep dalam hidupnya. Perlu diketahui bahwa penyusunan konsep atau perencanaan menempati urutan yang sangat urgen dalam menentukan kesuksesan individu. Sebaagai mana perkataan Thomas Carlyle, "Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melalui jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun di jalan yang mulus."
Dari paparan di atas tentunya kita bisa mengetahui betapa pentingnya sebuah perencanaan yang baik dalam menentukan proses kesuksesan kita. Dan bentuk perencanaan yang baik itu terdapat pada organisasi. Sehingga bisa dikatakan bahwa organisasi menempati urutan yang sangat penting dalam mendukung sebuah kesuksesan.
Masisir adalah komunitas mahasiswa Indonesia di Mesir. Perilaku komunal seperti ini akan menjadi bomerang yang sangat luar biasa ketika kita tidak menggunakan menegemen yang memadai. Tentunya sebagai mahasiswa tidak peduli di Mesir atau di negara menapun kita harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan organiasasi. Mau tidak mau kita telah dianggap sebagai sosok yang mempelajari berbagai disiplin keilmuan baik yang secara formal maupun non formal.
Sehingga kecakapan kita dalam organsasi tentunya harus ada dalam benak kita untuk menjawab semua tanatangan bangsa dan agama mendatang. Kalaupun ada orang yang mengatakan kalau orgamnisasi adalah upaya untuk mendapatkan capek saja, itu adalah bentuk kesalahan yang sangat besar. Kalau kita melihat pada pendahulu kita, Nabi Muhamad adalah pimpinan umat sekaligus seorang organisatoris Madinah yang sangat adil, Utsman bin Affan di samping beliau menjadi seorang saudagar yang sukses beliau juga memimpin umat Islam pasca sepeninggal Rosulullah, Umar bin Abdul Aziz sosok periwayat Hadist terbanyak pada marhalah Tabi'in juga pernah menjadi pimpinan umat Islam yang menyebar ke berbagai belahan Asia, Afrika dan Eropa.
Tidak lupa sang pemikir kontemporen, Said Asymawi juga merupakan seorang pemikir produktif dengan berbagai karya yang pernah beliau buat. Di samping itu juga beliau mengaktifkan dirinya dalam dunia perpolitikan Mesir. Sehingga konklusi cerdas adalah kita harus terus mensinergikan antara Intelektualitas dan organisasi, demi keseimbangan seorang mahasiswa. []
0 komentar:
Posting Komentar