Just For You
Give Me Solution
Nur Fadlan
Nur Fadlan
Tidak punya uang, masih kurang banyak, serta bermimpi untuk menjadi seorang milyarder sering membuat kita larut dalam lamunan panjang. Lamunan yang sama sekali tidak ada gunanya, titik kulminasinya, kita akan menjadi sosok psimistis, kurang percaya diri, serta terus-menerus bermimpi dalam dunia nyata.
Kita awali dengan sebuah kalimat; Think big, start small, but be persistent. Think big, dalam kata lain kita harus pirfikir luas tanpa ada koridor apapun yang membatasi kita tetapi tetap dalam naungan rule agama. Dimanapun kita; pikiran, paradigma, worldview haruslah komprehensif. Jadi tidak ada salahnya, kita meriris apa yang menjadi harapan unggulan tanpa melihat dimensi dan posisi kita saat ini.
Tidak punya uang, miskin itu adalah permasalahan semua mahluk hidup di manapun mereka berada. Saya akan mengajak temen-temen kilas balik ke Jepang sebentar; Honda penempati peringkat pertama perdagangan otomatif di Indonesia. Lima tahun yang lalu, keluarga saya memutuskan mengganti semua kendaraan dengan merek Honda. Hal yang sama terjadi juga pada kebanyakan keluarga di seluruh nusantara.
Soichiro Honda adalah pemilik dari perusahaan ini. Apakah dia melewati kesuksesan seperti sekarang ini tanpa melewati rerimbunan duri yang luar biasa?
Berawal pada tahun 1938, dia mengumpulkan semua hartanya bahkan menjual perhiasan pribadi istrinya. Dia memulai konsep "Piston Ring" dengan harapan bisa menjualnya ke Toyota.
Setelah Piston Ring selesai dan benar-benar bisa digunakan, dia membawanya ke Toyota. Apa yang terjadi? Toyota menolak Piston Ring itu, dengan alasan benda tersebut belum memenuhi kebutuhan.
Setelah jatuh dari harapan, apakah dia putus asa? Hal yang sangat aneh pun terjadi. Dia sekolah lagi, memperdalam teori dan praktik serta mempertunjukkan karyanya di hadapan para tutor dan rekannya. Hal yang sangat tidak diinginkan pun terjadi, mereka semua menertawakan karyanya. Dianggap sebagai karya kacangan. Sedih juga kan ....
Dia tetap dalam pendiriannya, selama dua tahun dia berfokus untuk senantiasa memberbaiki karyanya. Hingga pada akhirnya Toyota mau membeli karyanya. Dia sangat bangga, serasa ada angin yang akan membawanya ketepian pantai.
Beberapa pekan kemudian, Pemerintah Jepang menolak menjual material pembuat pabrik. Tetapi dia tetap dalam pendiriannya, terus membuat Piston Ring dalam skala yang lebih besar.
Sebenarnya larangan Jepang untuk membuat material pabrik adalah karena merasa keadaan Jepang saat itu masih labil. Perang terjadi di mana-mana.
Seusai perang. Krisis bahan bakarpun melanda Jepang secara keseluruhan. Honda tidak mampu membeli bahan bakar. Angin pembawa bahtera serasa berubah menjadi badai gila yang membuatnya terombang-ambing bersama ombak. Dia putus asa.
Hingga pada akhirnya dia menempel mesin pada sepedanya. Orang-orang di sekitarya pada kagum. Merekapun menguruh Honda untuk membuatkan hal serupa.
Gila! Mesinnya habis, Honda tanpa peritungan memjual mesinnya dengan harga murah.
Dia kehabisan modal, padahal ia ingin memproduksi mesin. Setelah memutar otaknya, dia mengajak 18.000 penjual sepeda untuk menyatukan modal. Dari sekian banyak yang diajak ternyata yang berhasil diyakinkannya sekitar 5.000 penjual sepeda.
Dari perjalanannya perusahaan Honda semakin lama semakin maju. Sekarang Honda memiliki pegawai 100.000 orang. Dia juga terus mengembangkan sayap dengan memproduksi mobil.
Karya mobil yang dihasilkannya juga terus meroket di pasaran dunia. Sekarang ini, pasaran mobil Honda mengalahkan semua merek mobil, kecuali Toyota dari Amerika Serikat.
Contoh studi kasus di atas, mewakili start small, intinya di mulai dari yang sekecil-kecilnya. Merintis adalah dari bawah, kalau dari atas, atau pengen langsung sukses berarti mimpi. Ingat ketika kita mimpi kita akan bangun. Ketika kita bangun tidak rekonstuksi apapun.
Yang ketiga; be persistent, konsisten, tahan banting jangan mudah menyerah. segala sesuatu pasti ada jalan keluarnya. He he he
Salam tuk temen-temen semua, ayo milisnya di ramein, kita silaturrahmi lewat tulisan, jangan biasakan malu-malu ... santai aja. Sama-sama manusia pasti ada kekurangan masing-masing.
Apapun tulis, entah masalah pribadi, pengalaman, curhat atau lainnya lah, yang penting nulis. IngsyaAllah tulisan saudara-saudari kita baca kok.
To: Indah nongol dong! Aku kangen ma tulisan-tulisan kamu, dan untuk semuanya juga.
0 komentar:
Posting Komentar