Ghaib Prayer
Shalat Ghaib Bareng
Nur Fadlan
Kamis 23 Oktober 2008 adalah momen yang sangat bersejarah menurut para santri YPRU (Yayasan Perguruan Islam Raudlatul Ulum). Meskipun sudah beberapa hari Yi Sukran telah kembali ke pangkuan Allah SWT tetapi tidak menutup kemungkinan para santrinya tetap senantiasa melakukan Shalat Ghaib. Acara ini dilaksanakan di rumah Ust. Nur Kholis pada jam 04.13 WK dan dihadiri oleh mayoritas anggota IKAMARU RAM.
Shalat ini dilaksanakan dengan empa takbir dan dipimpin oleh sesepuh IKAMARU. Acara ini sangat haru dan begitu hening karena mengenang salah satu guru kita yang pernah mentransfer beberapa ilmunya kepada kita semasa masih dalam pagar-pagar suci Pondok Pesantren Raudlatul Ulum.
Bentuk dedikasi beliau sungguh sangat tidak mengenal lelah dan pamrih. Dalam setiap tanggal yang sudah disepakati beliau senantiasa menyempatkan waktunya untuk membacakan sekaligus menerangkan beberapa bait matan kitab al-Fiah karya Ibnu Malik yang begitu monumental.
Suatu ketika pada hari Rabu malam, terjadi hujan yang begitu hebat. Hampir semua santri bersiap-siap di halaqoh pengajian karena merasa bahwa guru tercinta akan tetap datang karena bentuk suri tauladan yang pernah beliau ajarkan. Guru kita yang berciri khas membaca dengan begitu lantang dan terang senantiasa menyajarkan berbagai mutiara hikmah di sela-sela penjelasan tentang gramatikal Arabic.
Sebenarnya tanggal 23 Oktober 2008 itu bukan hari pas beliau dalam menghadap Allah SWT melainkan adalah hari setelahnya. Hal ini membuktikan bentuk kecintaan kita terhadap sosok beliau yang penuh dengan keteladanan dan mutiara-mutiara yang pernah keluar dari mulutnya hingga terkenang dalam benak kita hingga sekaarang.
Setelah Sholat Ghaib seperti biasa anggota IKAMARU RAM mengadakan ramah tamah dan penyampaian cerita pendek tentang guru kita, Yi Sukran. Dalam hal ini mbak kita, Jumiati mamaparkan tentang penyakit beliau dan proses perawatannya hingga akhirnya meninggalkan dunia yang fana ini.
Sambil menikmati hidangan ala kadarnya. Para anggota terus mendengarkan cerita dari saudari kita karena beliaulah yang mendapat informasi yang agak lumayan detail ditambah lagi memiliki kepedean yang sangat luar biasa sehingga berani berbicara panjang lebar di depan kita.
Hingga akhirnya usailah sudah acara itu pasempatan kala itu. Seperti biasa para anggota IKAMARU RAM bercanda ria dan saling ngobrol ke sana-kemari hingga akhirnya waktu berputar dan mengganti suasana dari terang menjadi gelap. Mereka pun tetap sepakat untuk Shalat Magrib bersama dan tetap semangat karena pada dasarnya kematian bukan berarti memisahkan antara sang murid dan guru. Sepanjang kita tetap senantiasa memelihara apa yang pernah beliau sampekan dan ajarkan pastinya beliau akan senantiasa mendo'akan kita sampai kapan pun.
Begitilah kira-kira kaadaan sikologi teman-teman IKAMARU ketika mengantar guru tercinta mereka kepada Sang Pencipta. Mudah-mudahan semua amal ibadahnya diterima Allah dan dilipat gandakan seperti pesan-Nya yang tersurat dalam kitab suci al-Qur'an dan al-Hadist.
0 komentar:
Posting Komentar