Kritik Atas Pimpinan PCINU Mesir
Nur Fadlan
Tadi malam saya bertemu dan ngobrol panjang lebar dengan kawan-kawan yang bisa dikatakan orang yang termasuk peduli atas dinamika Masisir.
Bukan masalah pesta demokrasi KSW atau apa pun, saya hanya mengkritik pimpinan PCINU Mesir atas black campaign kepada bagian dari NU itu sendiri.
Kalah atau menang dalam demokrasi KSW bagi saya adalah masalah kecil. Biasa saja, karena bagaimana dan siapa pun peminpin KSW pada dasarnya adalah baik. KSW dibangun atas nama kekeluargaan dan dalam segala urusannya pun dengan cara kekeluargaan. Saya tidak kecewa apa pun itu yang sudah di sepakati warga KSW seperti halnya tidak kecewanya saya atas demokrasi PPMI beberapa minggu yang lalu.
Sebagai anggota NU saya sangat menghormati institusi terbesar di Indonesia ini, sehingga bentuk kepedulian saya diantaranya; upaya untuk membenahi atau sekedar mengkritik para petinggi PCINU Mesir dengan tujuan supaya PCINU Mesir semakin membaik dari masa kemasa.
15 hari yang lalu ada beberapa hal dan sikap serta gerak-gerik pimpinan PCINU Mesir yang perlu dikritisi. Kritis tidak berarti benci akan tetapi bermaksud untuk membenahi.
NU sebagaimana yang digagas Hadratu Sheikh Hasyim Asy’ari adalah organisasi kemasyarakatan yang mewadai apa pun itu yang bersangkutan dengan kehidupan, sosial dan keagamaan. Di dalam NU ada kajian, seni-budaya, kaderisasi, kepemudaan, tharekat, turast dan lain sebagainya.
Hingga akhirnya NU berkembang luas di Indonenesia bahkan menjadi jami’ah terbesar di dunia. NU mengalami kesuksesan yang sangat luar biasa hanya karena dapat merangkul semua golongan tentunya yang masuk dalam koridor kemasyarakatan, sosial serta keagamaan.
Kritikan bagi pimpinan PCINU Mesir hanya sederhana, masalah keseimbangan dalam mengendalikan setiap lembaga yang ada di bawah PCINU Mesir. Saya sangat kaget jika dalam upaya perhatian dan perlindungan terhadap bagian-bagian disetiap lembaga mulai diabaikan.
PCINU Mesir dibangun atas lembaga-lembaga, diantaranya adalah JATMANU. Akan tetapi saya sebagai warga Nahdiyin merasa sedikit terlukai akibat statemen-statemen pimpinan PCINU Mesir yang merugikan bagian dari JATMANU. Apa pun bentuknya yang mengindikasikan penyudutan, diskriminasi, pengasingan dan pencemaran nama baik.
Politik black campaign atas pesta demokrasi KSW oleh para pimpinan PCINU Mesir sungguh sangat memalukan. Terkesan membuka aib sendiri hanya karena para calon mengikuti tharekat tertentu. Saya menjadi cukup bingung dari fenomena tersebut! Apakah PCINU Mesir mulai tidak mengakui tharekat atau hanya tharekat tertentu saja yang ingin diakui? Ada kesan dari para pimpinan PCINU Mesir ketika melihat kader NU dan juga pengikut tharekat tertentu sebagai bahaya laten, yang seolah-olah sangat berbahaya dan tidak perlu diperhatikan.
Kami sebagai warga Nahdiyin keberatan, dan butuh kejelasan atas penyalah gunaan jabatan para pimpinan PCINU Mesir?
- Kalau memang tharekat tertentu yang merubakan bagian dari JATMANU adalah tharekat yang tidak sesuai dengan hati para pimpinan maka kami butuh penjelasan atas AD/ART PCINU Mesir?
- Tentang black campaign saya hanya butuh kejelasan; kalau memang tidak terbukti, maka kami butuh mediasi Dewan Kehormatan PCINU Mesir dalam memecahkan masalah ini. Akan tetapi jika hal ini terbukti, yaitu para pimpinan PCINU Mesir telah melakukan black campaign atas bagian dari JATMANU kami meminta para pimpinan PCINU Mesir meminta maaf secara terbuka dan merehabilisasi nama baik tharekat yang dirugikan. Atau kalau memang para pimpinan enggan dalam meminta maaf secara terbuka, kami meminta kepada para pimpinan untuk mundur secara tidak terhormat dari jabatan struktural PCINU Mesir.
Demikian kritik sederhana dari kami atas penyalah gunaan jabatan pimpinan PCINU Mesir dengan cara black campaign kepada kader NU sendiri atas tharekah yang sebetulnya bagian dari NU sendiri. Mohon maaf atas segala salah ketik dan salah ejaan.
Khan Khalili
28.09.2011
0 komentar:
Posting Komentar