Dua Pendekar Menapak Jauh
Kattamea, 5 dan 6 September 2009 menjadi catatan sejarah tersendiri bagi IKAMARU. Sebelum dua anggota asli IKAMARU, Gus Badruttamam dan saudara Ahmad Nur melambaikan tangan kepada Kairo dalam waktu yang cukup lama. Mereka menggelar sukuran massif yang diperuntukkan kapada anggota IKAMARU pada khususnya dan rekan dekat dua teman kita ini. Acara ini berjalan dengan cukup baik, dimulai tanggal 5 September sebelum menjelang Magrib dan ditutup bersama-sama dengan iftar bersama. Yang kedua, Mad Nour lebih memilih habis Isya' dengan alasan alokasi waktu bisa lebih luas dan ngobrol santenya (gojlok-gojlokan) bisa lebih bebas.
Acara yang diadakan sebelum Asyar diisi dengan rentetan acara seperti ceremonial, pesan kesan Gus Tamam dan perwakilan teman yang ditinggalkan, khataman al-Qur'anul Karim, do'a dan diakhiri dengan buka puasa bersama. Acara yang digelar di Gami' Kattamea ini cukup meriah. Meskipun kondisi tempat yang begitu sederhana tidak membuat anggota IKAMARU, IMADA dan beberapa teman dekat Gus Tamam untuk menghadirinya dengan sepenuh hati.
Tidak kalah meriahnya, sukuran yang diadakan setelahnya, 6 September juga menarik bolo kurowo saudara Mad Nour. Meskipun hidangan (bakso) sedikit telat untuk disiapkan tapi hal itu tidak membuat teman-teman Mad Nour kecewa, malah dari sini tampak keakrapan dan dialog yang komunikatif. Sosok Mad Nour memang tidak diragukan lagi, disamping dia memiliki peranggai yang asyik dan mudah bergaul, dia juga memiliki sifat ngalah ketika ada gojlok-gojlokan. Nggak tahu secara pasti alasannya, kanapa kalau ada gojlok-gojlokan dia mengalah terus, apa memang ini salah satu sikap terpuji beliau atau alasan lain. Berankat dari ini, pra acara ceremonial dan kata perpisahan Mad Nur menjadi semakin meriah.
Rekan dekat saudara Mad Nour yang datang di malam itu begitu beragam. Tampak ada Oo' (ketua Fatayat PCINU Mesir), Manhalul Ilmi (ketua Senat Lughoh Arabiah), Suyatno Ja'far Sodiq (ketua KSW), Abdul Khodir (Direktur Griya 2008-2009), Muhamad Ismail (ketua IKAMARU), Rizka Maulana (pired Al-Raudla), Ahmad Harir (ketua FLP), dan lain sebagainya. Lagi-lagi kerena keakrapan dan sebagai orang yang populis Mad Nour memiliki teman yang beragam dan berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda. Dengan TKW (Team Koplo KSW)-nya Mad Nour mengibarkan namanya hingga ke ranah Masisir. Mungkin hanya beberapa point yang bisa kami ketengahkan sebagai alasan kenapa acara sukuran Mad Nour menyedot rekan-rekannya yang memiliki back ground yang berbeda-beda.
Ucapan selamat tinggal dan sampai berjumpa lagi rasanya diapresiasikan oleh Kairo dan teman-teman Saudara Badruttamam dan Mad Nour. Kairo tentunya menangis dengan tersedu, ditinggalkan dua pendekar sejati yang mau menapak langkang jauh hingga sebuah tujuan benar-benar tergenggam dengan kuat. Pesan mbak Oo' yang masih terngiang, "Mungkin saya bukan teman terbaik Mad Nour tapi Mad Nour teman terbaik saya".
By: Fadlan... 12 September 2009
0 komentar:
Posting Komentar