Self Development

Self Development

Warga Tingkatkan Kualitas Diri

Nur Fadlan

Ketika kita membeli apel merah di pasar kota dengan di super market ada beberapa hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Diantaranya kenapa harga dari buah yang sama, bisa memiliki nilai yang berbeda? Jawabannya adalah kwalitas. Kalau apel merah itu mempunyai mutu yang bagus tidak mungkin nongkrong di pasar kota. Analog ini tidak jauh beda dengan kondisi warga IKAMARU saat ini.

Kita sama- sama manusia. Kenapa diantara kita ada yang seperti Dr. Qurais Shihab yang bertempat di super market karena menjelma sebagai apel merah yang bermutu tinggi, tapi disisi lain ada juga yang nongkrong di pasaran. Titik koordinat inti fenomena ini adalah tingkat dari kwalitas kita.

Dari sini mari kita bareng- bareng meningkatkan kwalitas kita. Mempunyai kwalitas yang bagus tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus sabar dan tekun dalam proses penggodokan. Sepertihalnya dengan analog di atas, seorang petani tidak mungkin akan memperoleh hasil panen yang bermutu tinggi jika tidak memperhatikan tanamannya. Mereka harus senantiasa memperhatikan pengairan, pupuk, bibit unggul, pengelolahan tanah, tumpang sari atau sering disebut dengan istilah intensifikasi pertanian.

Seorang Qurais Shihab sebelum namanya melambung di Negara tercinta, beliau juga melakukan kerja keras banting tulang. Diriwayatkan dari beberapa sumber bahwa buku best seller beliau yang berjudul ''Membumikan Al- Qur'an'' adalah kumpulan dari makalah beliau selama menempuh studinya di Al- Azhar. Dengan kata lain beliau bekerja keras, terus membaca dan menulis demi menjadi manusia yang berkwalitas.

Kedua contoh di atas mudah- mudahan menjadi cermin kepada kita semua, khususnya kepada warga IKAMARU. Ayo kita semangat membaca dan menulis guna penambahan maklumat kita. Jangan pernah lari, ketika kita mendapatkan suatu tugas baik yang langsung berasal dari dewan pengurus atau departemen terkait. Lari dari suatu tugas menunjukkan kalau warga kita belum mau mencoba untuk belajar. Baik tugas yang berupa pembuat makalah, presentasi, kepanitiaan serta tugas lainnya.

Sebenarnya di tubuh IKAMARU terdapat banyak program yang akan membantu perkembangan kita semua, tapi sayangnya yang sadar akan hal itu, masih bisa dihitung dengan jari. Adapun kegiatan pembangun tersebut diantaranya seperti: latihan pembuatan makalah, latihan diskusi, pelatihan jurnalistik, latian menulis di majalah Ar- Roudha, menjadi kepanitiaan sebuah kegiatan serta masih banyak lagi yang lainnya.

Diakui atau tidak kebanyakan dari warga kita jika dihadapkan pada suatu tugas biasanya melontarkan alasan bahwa masih belum bisa, yang lain aja, ada kesibukan serta alasan seirama lainnya. Perlu kita ketahui bahwa tugas yang diamanatkan kepada kita sebenarnya adalah sebuah latian, supaya kita nantinya tidak canggung kitika bergulat di organisasi yang lebih besar.

Seirama dengan apa yang disampaikan kakak tercinta kita –kak Musthofa, Lc- pada rapat evaluasi program kerja dewan pengurus, "Sebenarnya dari berbagai tugas yang dilimpahkan kepada warga IKAMARU adalah upaya pembelajaran guna persiapan kelak, ketika mereka sudah berkutat di organisasi yang lebih besar.".

Fenomena yang lebih meresahkan lagi adalah sedikitnya minat warga IKAMARU, terutama anak baru –dua periode terahir- dalam dunia intelektual. Terlihat ketika dari berapa puluh diskusi yang diselenggarakan, yang antusias tidak lebih dari 25 %. Perlu kita ingat bahwa kita adalah penerus IKAMARU masa depan. Kakak- kakak kita tidak selamanya akan menemani terus. Suatu ketika mereka akan lenyap dihadapan kita dalam artian meneruskan pengapdian mereka untuk pertiwi.

Dari sini seharusnya dalam benak kita harus timbul pertanyaan, Apakah kelak kita akan menjadi kakak yang baik seperti yang telah mereka teladankan kepada kita? Maka dari itu, kita persiapkan diri kita dengan melewati petunjuk mereka untuk senantiasa meningkatkan kwalitas kita. Dari diri kita sendiri, dari hal yang paling kecil, dan mulai dari sekarang, mari kita berlomba- lomba untuk tingkatkan kwalitas kita.[]