Share Tengah Malam
Nur Fadlan
Setelah selesai waktu shalat Tarawih untuk pertamanya saya menginjakkan Wisma Nusantara setelah agenda Sidang Umum II. Saya hanya ingin melihat keadaan Wisma Nusantara yang biasannya sebagai pusat dinamika Masisir. Saya pun puas ternyata di dinding informasi masih ada beberapa media dan pamplet menandakan dinamika Masisir masih jalan.
Akan tetapi saya teringat dengan agenda Sidang Umum I yang masih mengusung dua opini yang sama-sama kuat. Saya teringat trias politika versi Indonesia, saya pun teringat DPP, BPA dan MPA PPMI yang belum menjalankan dinamikanya masing-masing. Saya sudah rindu dengan dinamika yang saling bersinergi dan saling melengkapi. Mungkin kita berbeda dalam semua, tapi kita tetap sama dalam satu, dalam CINTA.
Sambil aku pandangi kantor DPP yang sepi dan terkunci, aku hubungi pak Taufiq sebagai presiden domisioner via hp. Setelah 45 menit saya tunggu, beliau datang dan kita bincang-bincang masalah DPP, BPA dan MPA PPMI.
Kita harus tetap peduli dengan PPMI, karena PPMI adalah laboratorium kita bersama sebelum praktik dan menyaksikan fenomena yang lebih luas skala nasional atau internasional.
Akan tetapi saya teringat dengan agenda Sidang Umum I yang masih mengusung dua opini yang sama-sama kuat. Saya teringat trias politika versi Indonesia, saya pun teringat DPP, BPA dan MPA PPMI yang belum menjalankan dinamikanya masing-masing. Saya sudah rindu dengan dinamika yang saling bersinergi dan saling melengkapi. Mungkin kita berbeda dalam semua, tapi kita tetap sama dalam satu, dalam CINTA.
Sambil aku pandangi kantor DPP yang sepi dan terkunci, aku hubungi pak Taufiq sebagai presiden domisioner via hp. Setelah 45 menit saya tunggu, beliau datang dan kita bincang-bincang masalah DPP, BPA dan MPA PPMI.
Kita harus tetap peduli dengan PPMI, karena PPMI adalah laboratorium kita bersama sebelum praktik dan menyaksikan fenomena yang lebih luas skala nasional atau internasional.
Kairo, 19 Agustus 2010
Wisma Nusantara
0 komentar:
Posting Komentar