Welcome to Nur Fadlan Blog

Senin, 05 April 2010

Menuju Filsafat Arab Baru



Sebuah Tawaran Proyek Neo-Renaisans


Nur Fadlan
(Peminat Kajian Islamologi)



Sistem konseptual Paradigma Baru Filsafat Arab mempunyai batu tapal Renaisans. Tentunya dalam Renaisans memiliki beberapa unsur seperti; revolusi, gerakan pembebasan dan reformasi. Jika kita berbicara tentang revolusi sosial dan gerakan pembebasan, sudah semestinya kebangkitan sosial akan menjadi realitas semua bangsa. Dan di simpul inilah, reformasi mulai bisa dihembuskan. Dalam hal ini, penunjang Filsafat Arab Baru sangat membutuhkan struktur internal, seperti; terminologi identitas, akar sejarah, memori historis, kesadaran penyebab historis dan mekanisme degradasi, di samping kesadaran akan kebutuhan dan kondisi dari Renaisans itu sendiri. 

Renaisans dan pencerahan memiliki ruh yang sama, sehingga belum bisa dibenarkan bahwa proyek kebangkitan akan menjauh dari masalah pencerahan. Kalau kita melihat kesadaran sejarah, dari realitas kepemilikan dekadensi memerlukan mekanisme tindakan kesadaran. Pencerahan akan benar-benar kehilangan kemampuan untuk menghadapi tantangan; juga tidak dapat berdiri untuk proses kritik diri. Yang memerlukan pengakuan pluralisme budaya di media informasi dalam menegaskan prinsip yang ketergantungan pada "rasional" pengetahuan dan moralitas. Proyek, masalah intelektual serta verifikasi proyek harusnya terkait dengan fakta. Kaum intelektual pada gilirannya, ditugaskan untuk masyarakat sebagai unsur inti dalam komunitas pemegang proyek. Ada sekelompok intelektual yang berhenti pada tataran untuk bertahan dalam masalah; sosial, lingkungan, budaya, politik, kebebasan, demokrasi, nasional, pencerahan dan reformasi. Tetapi ada tipologi jenis intelektual lain yang tidak sesuai dengan proyek verifikasi, ada juga orang-orang yang tidak memiliki etika transparansi dan kesetiaan, mereka mengubah-ubah keadaan dan diam dalam kehidupan budaya serta lemah dalam kesadaran politik budaya. 

Pemikiran filosofis kritis akan menjadi gagasan dasar yang dapat dikatakan baik, karena mampu mewakili ide sentral rekonstruksi Filsafat Arab. Penulis sedang mencoba berbagai cara untuk membuktikan Filsafat Arab (termasuk pra-Islam) sebagai bagian dari sejarah perkembangan pemikiran manusia dalam pengertian umum. Tentunya hal ini, memerlukan dua konsekuensi. Pertama, Filsafat Arab adalah bahan dialektika meskipun Filsafat Arab telah berevolusi dan berkembang di bawah peradaban Islam. Yang kedua, Filsafat Arab tidak dapat menerima gagasan bahwa kecenderungan Eropa-sentris dari Filsafat Arab (Islam) menggiringnya pada pemikiran Yunani kuno. Muncul ide sentralisasi yang sangat jelas dari sejarah Filsafat Arab. Pemikiran fase Abad Pertengahan membagi pemikiran manusia menjadi pemikiran tua dan modern. Seperti dapat dilihat juga dalam analisis Filsafat Arab fase awal. Di sana sudah tampak corak berfikir yang mewarnai sisi-sisi sosial, ekonomi serta politik.

Pandangan penulis tentang posisi Filsafat Kontemporer Arab adalah dari campur tangan pemikiran Barat. Di dalam kasus ini, Penulis menganggap kembalinya Filsafat Arab sebagai bagian dari evolusi pikiran manusia. Tentunya cara untuk keluar dari pemikiran konvensional hanya dengan membaca kembali Filsafat Arab sebagai bagian dari sejarah manusia. Dengan demikian akan terjadi pembacaan kembali sejarah Pemikiran Arab sebagai dorongan lebih lanjut terhadap dimulainya kembali Filsafat Arab sebagai bagian dari evolusi pemikiran manusia. 

Dengan latar belakang di atas proyek filosofis Kritis mulai mencapai pada ranah rancang bangun pembaharuan Filsafat Arab. Dalam hal ini, penulis membaca kembali Filsafat Arab, mulai dari sejarahnya dalam kontek politik, ekonomi serta sosial. Disinilah penulis mulai menilik pada bahan dialektika, dengan karakteristik "visi baru" yang dihasilkan dari kenyataan. Hal ini hanya usaha pertama untuk membaca Filsafat Arab yang merupakan bagian dari sejarah serta sebagai bagian dari sejarah manusia. 

Ilustrasi di atas pada dasarnya bertujuan untuk mencapai gagasan penting bagi konseptualisasi dan praktis. Pada tingkat teoritis, penulis memakai pendekatan filosofis yang didasarkan pada dialektika materialisme dan persepsi dari ontologi alam dan eksistensi. Kemudian penulis juga menganalisis sejarah pemikiran Arab dan hubungan antara ideologi dan agama Islam. Pada tingkat praksis pemikiran ini memiliki gagasan konsepsi filosofis tentang bagaimana untuk menangani kondisi teks al-Qur’an yang konsisten dengan materialisme dialektika pemahaman serta persepsi masyarakat mengenai kondisi untuk mencapai Renaisans, dan pandangan-pandangannya mengenai hubungan antara masyarakat Arab dan imperialisme dunia. 

Struktur prosedural proyek Filsafat Arab memiliki dua lokus inti; Pertama, proyek Filsafat Arab dan pertanyaan dalam tindak lanjut Renaisans. Ini adalah dialektika pembebasan dan perubahan serta rancangan perjuangan untuk menghasilkan konsensus di tengah bangsa-bangsa Arab yang sedang dihadapkan pada tantangan dan konfrontasi. Kemajuan melalui mekanisme politik, budaya, ekonomi, teknologi, ilmiah, militer dan dalam kasus-kasus tertentu adalah cita-cita dari proyek ini. Pemegang proyek ini adalah bangsa yang paling kaya warna serta nasional-demokratis. Yang Kedua, proyek Filsafat Arab yang berasal dari dan menuju budaya Arab adalah pintu masuk ke aplikasi proyek ini, jika kita mengikuti sistem metodologi umum, dalam berurusan dengan pintu masuk sebagai berikut; wilayah politik, militer, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi, budaya, dan ranah kognitif. Dalam format ini, pemerintahan seharusnya memberikan kombinasi yang seimbang. Kita dapat mencatat bahwa ide yang merugikan prioritas, yang menentukan di mana harus dimulai. Namun, ide ini mendapatkan prioritas relatif terbuka dan dinamis dalam menunjuk satu sama lain dalam rangka mobilitas, politik, budaya dan sosial rasionalis demokratis. Wallahu ‘alam. []
Kairo, Februari 2010
Informatika; Maret




3 komentar:

hardiansyah mengatakan...

terima kasih atas informasinya. sangat berguna untuk saya.

22 April 2010 pukul 23.49
hardiansyah mengatakan...

terima kasih. informasi tersebut sangat bermanfaat untuk saya

22 April 2010 pukul 23.51
Nur Fadlan Blog mengatakan...

sama-sama.

20 Juni 2010 pukul 14.39

Posting Komentar