Welcome to Nur Fadlan Blog

Selasa, 28 April 2009

PKS Latter


Kepada:

PIP PKS Mesir

Di tempat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puja puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ni'matnya kepada kita semua. Serta tidak lupa salawat beriring salam kita haturkan kehadirat Rosulullah Muhamad SAW. Sang pembawa risalah kebenaran kepada semua mahluk hidup.

Berawal dari membaca selebaran salah satu panitia PKS EKPO tentang surat terbuka untuk PKS. Kalaupun di selebaran dicantumkan iming-iming, penulisan surat untuk PKS dilombakan atau mau dimasukkan dalam buletin CK (Cahaya Keadilan) atau media online PIP PKS Mesir serta lainnya, itu semua tidak menjadi prioritas saya secara pribadi dalam menulis beberapa kata untuk PKS. Niat saya hanya untuk tukar ide, mudah-mudahan tulisan saya dibaca, tidak lebih.

Awal saya datang ke Mesir, 07 April 2007 saya merasakan adanya tembok Berlin antara PKS dan Non-PKS. Itu sangat terasa ketika saya datang di sekertariat PPMI 2006-2007, puncak pendefinisian saya tentang perang dingin itu adalah saat keluar dari sekertariat PPMI dan bertemu dengan salah satu kakak kelas yang kebetulan tetangga kabupaten. Dari percakapan kami (yang tidak perlu saya sebutkan semua), dia adalah PKS tulen. Tapi kalau boleh meringkas dari apa yang kita bicarakan adalah, "PKS adalah satu-satunya perkumpulan mahasiswa di Mesir yang paling solit" ujarnya.

Waktu itu saya hanya diam saja, maklum masih baru dan belum berani memberi tanggapan apa-apa. Tapi sempat terlintas dalam benakku setelah berbincang-bincang dengan kakak kelas yang saat itu adalah teman terdekatku, "Kok aktifis PKS segitunya, apakah orang yang baru datang langsung didoktrin dengan sekonyong-konyongnya doktrin." Padahal, sejak di Indonesia saya termasuk siswa yang selalu tidak puas dengan diktat-diktat kelas. Sehingga buku-buku umum dan surat kabar bisa dikatakan makanan setiap hari. Secara pribadi, saya tahu sedikit banyak tentang PKS yang ada di Indonesia dan kalau boleh mengusulkan, tolong temen-temen PKS tidak perlu memberikan beberapa wacana yang belum atau tidak dibutuhkan.

Dan saya kira itu tidak terjadi di senua oknum PIP PKS Mesir. Karena saya berpandangan anti terhadap penggeneralan segala sesuatu termasuk generalisasi oknum PIP PKS Mesir yang saklek dan konservatif. Saat itu saya yakin, pasti ada juga figur yang baik dan tidak sok-sok an. Mungkin ada juga yang memiliki sifat kalem, lemah lembut, halus tutur katanya dan sifat kemanusiaan terpuji lainnya. Kenapa saya mengatakan sifat seperti itu (doktrin paling suci) tidak manusiawi, karena pada dasarnya kita adalah sama-sama mahasiswa yang memiliki paradigma masing-masing. Seakan-akan kalau doktrin terus diluncurkan rasanya menganggap mahasiswa lain tidak seperti manusia. Padahal sama-sama diberi akal yang sehat untuk memikirkan segala sesuatu yang seharusnya dipikirkan. Setelah itu saya menarik benang merah bahwa tergantung pada sumber daya manusianya, apakah aktifis PIP PKS Mesir berubah menjadi eklusif, konservatif, merasa benar sendiri (orang yang menempati sorga Tuhan sendiri) ataukah toleran, tanggap, terbuka terhadap kritik dan sifat-sifat manusiawi lainnya.

Serasa ada pergeseran paradigma setelah saya membaca salah satu selebaran panitia PKS EXPO setelah satu setengah tahun menganggap PIP PKS Mesir sebagai komunitas tertutup dan pengikut aliran klaim paling benar. Pergeseran ini membuat saya mengucapkan puja dan puji kehadirat Allah SWT karena saya yakin dengan pergeseran dari eklusif kepada keterbukaan, fanatik kepada berfikir jernih membuat saya bisa masuk dan tukar ide dengan asa tercapainya kedewasaan intelektual dan sosial, Amiin.

Kalau boleh jujur, saya termasuk orang yang agak suka mengkritik PIP PKS Mesir. Mungkin karena komunitas saya yang lumayan bisa dikatakan sebagai komunitas anti terhadap kelompok yang sering dikatakan sebagai kelompok eklusif. Dan saya secara pribadi merasakan hal yang sama, ketika berinteraksi dengan para kader terberkati yang selalu tertutup segala sesuatunya. Mungkin kalau boleh usul, tolong teman-teman kader dikasih wacana untuk terbuka walaupun diakui atau tidak ada beberapa hal yang harus dirahasiakan. Kalau boleh sedikit memisahkan tipologi hal-hal yang harus dirahasiakan dan hal-hal yang tidak perlu dirahasiakan. Oke,.. mungkin urusan politik perlu ditutup dengan serapat-rapatnya tutup. Tapi saya berharap urusan intelektual tolong jangan tertutup, kami (dari non-PKS) sebenarnya menginginkan take and give dalam dinamika intelektual kemahasiswaan, sosial, agama dan lain sebagainya.

Saya dengar temen-temen PKS, terutama yang ada di Mesir terus melestarikan liqo' (pertemuan) yang kurang begitu jelas dan faham apa yang sebenarnya dibahas dalam pertemuan sakral itu. Tapi terasa agak kaget setelah saya mendengar dari beberapa teman mantan aktivis liqo'. Dari puluhan teman yang pernah ngobrol sama saya tentang liqo', kebanyakan mereka mengapresiasi kegiatan liqo' itu, cuman mereka sedikit kecewa setelah agak males atau ada prioritas lain yang mengakibatkan liqo' mereka sedikit berantakan (tidak begitu aktif dan disiplin lagi). Mereka merasakan dikucilkan dari komunitas yang sangat ia perlukan untuk mengembangkan diri. Saya kira hal tersebut kurang dewasa karena bentuk pengucilan lumayan mempengarui emosional teman-teman yang berniat baik untuk mengembangkan semangat intelektual yang mereka tarjetkan. Kalau saya boleh memberikan skema terhadap kekuatan PIP PKS Mesir lumayan diperhitungkan, karena memiliki kader yang lumayan solid sehingga hal tersebut (bentuk pengucilan) kalau ditimpakan ke salah satu mahasiswa yang ada di Mesir saya kira lumayan menyekat geraknya dalam perjalanan kedewasaan skill dan intelektualnya. Meskipun secara pribadi saya merasakan ada juga yang bersifat baik dan menghindari diri dari sifat deskriminasi individu. Kayaknya itu bukan sifat mahmudah deh! Kalau memang masyarakat PIP PKS Mesir mau menciptakan masyarakat seperti periode Madinah yang dinahkodai Rosullullah Muhamad SAW saya kira sangat baik sekali. Tapi yang perlu diingat adalah; Rosulullah sangat memperhatikan hak dan kewajiban muslimin, para pengikut Yahudi dan penganut kepercayaan lain. Apalagi kalau konteknya adalah sama-sama muslim, rasanya persaudaraan Muhajirin dan Anshor perlu kita jiplak.

Jadi, mungkin yang membaca tulisan saya ini adalah salah satu tokoh PIP PKS Mesir mudah-mudahan bisa disosialisasian kepada para sang kader da'wah untuk selalu toleran, menjunjung tinggi Islam ramah, mengajak dengan tanpa menaruh tembok Berlin adat 21 (mungkin ada bedanya ketika berdialog dengan mahasiswa dan dengan anak lulusan Sekolah Dasar. Demikian halnya dengan pengajakan menuju komunitas da'wah mania yang diperuntukkan kepada mahasiswa dan yang diperuntukkan untuk anak SD) dan yang terakhir, tolong masukkan dalam frame kader-kader da'wah untuk melepas jauh-jauh pengakuan diri sebagai manusia putih (suci) dan menjastifikasi yang lain tidak seperti dirinya, mungkin hal tersebut dibeberapa studi kasus ada benarnya tapi kayaknya kok nggak seratus persen benar.

Dan ini sebenarnya yang paling penting. Akhir-akhir ini, ya... sekitar tiga mingguan bentuk anti terhadap PIP PKS Mesir saya mulai terkikis akibat ada seseorang yang sedikit berpandangan terbuka dan merelakan waktunya untuk menjelaskan tentang ke-PKS-an. Coba semua kader da'wah seperti beliau, pasti temen-temen yang anti pati terhadap PKS akan membuka wacana baru dalam melihat PKS, tentunya dengan kacamata yang obyektif. Tidak langsung mengutarakan kata No (tidak/anti) melainkan akan melihat studi kasus dan bentuk geliat PKS terhadap pembangunan tatanan sosial yang sesuai dengan instrumen-instrumen al-Qur'an dan al-Hadist.

Ada teman yang sedikit anti PIP PKS Mesir ketika melihat disalah satu foto di CK (Cahaya Keadilan). Foto itu mengilustrasikan salah satu tokoh ternama PIP PKS Mesir yang sedang melakukan ibadah di tanah suci, tapi berhubung foto itu dipasang dan dijelaskan tentang keunggulan PKS kalau nggak salah redaksinya seperti ini, "Relawan PKS ada juga di tanah suci" haw...haw... secara pribadi, saya kira hal tersebut tidak apa-apa cuman ketika yang menilai adalah orang yang anti terhadap PKS hasilnya akan lain. Bahkan beberapa statemen agak panas dan bentuk apatisnya langsung kentara terhadap partai yang memiliki simbol dua bulan sabit dan kapas di tenaghnya itu. "Ibadah kok dicampurkan sama ambisi politik" ini adalah redaksinya yang saya tangkap setelah membaca CK edisi IV.

Salah satu rekan saya yang baru datang dari Indonesia memberikan wacana baru tentang PKS sehingga saya tidak seapatis dia dan seapatis dulu, maklum kultur kami dari kelompok tradisionalis yang agak menutup mata terhadap eklusifisme. Hingga akhirnya saya dapat menarik benang merah bahwa; apapun itu, pastinya memiliki kelemahan dan kelebihan, itu adalah fitrah manusia secara individu atau pun secara kolektif. Sehingga beberapa hal yang saya sebutkan di atas tentunya adalah tidak lepas dari subyektifitas saya dan masih banyak kebaikan-kebaikan PIP PKS Mesir yang belum saya ketahui, mungkin lewat pengantar salah satu rekan saya yang baru saja datang dari Indonesia memberikan masukan kepada saya dan lewat abdi PIP PKS Mesir terhadap masisir. Dan ucapan terima kasih ketika semua kader da'wah tidak membuat sekat-sekat kapada saya khususnya dan masisir pada umumnya untuk share (berbagi) bareng demi kedewasaan intelektual kita bersama.

Akhirnya. Saya meminta maaf jika ada beberapa kata yang kurang sopan. Bukan bermaksud memojokkan PIP PKS Mesir melainkan berusaha dan mendukung PIP PKS Mesir makin solid dan dapat diterima oleh semua golongan, Amiin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kairo, jam 09.00 tanggal 25 Maret 2009

Nama : Nur Fadlan

ID : habile9me@yahoo.co.id

Hp : 0166749884

Kekeluargaan : KSW

0 komentar:

Posting Komentar